Populer Post

Minggu, 11 September 2016

LightParty chapter 1

ini adalah novel yang sedang ku kembangkan, ini berasal dari game "dragon nest". Walau memang beda(karena ini karanganku sendiri) dan memang menyimpang. Tapi menurutku lumayan keren. silahkan di baca.


Dragon nest
Judul : LightParty
          “hah....ha..”. Ku merasakan semakin lama tarikan nafas ku semakin berat. Pandangan mataku mulai kabur dan perutku terasa sakit. Tinggal dikit lagi,ayolah! beberapa ratus meter lagi aku akan sampai di Pairi Town. Aku terus berlari dan meningkatkan kecepatanku. Tiba-tiba kakiku menabrak sebuah akar pohon,”Argh...!!Sial”. Aku terguling beberapa meter ke depan. Sialan padahal tinggal 2 belokan lagi. “Guah....hehehe”. Terdengar suara goblin yang kini telah berada beberapa meter di belakang.”Kau takkan bisa lari lagi manusia”. Aku berbalik dan melihat mereka 5 goblin,mereka bersenjatakan pisau di tangan kiri mereka. Apakah ini akhirnya?
“Uh...hu”

        Suara apa itu?. Aku melihat ke belakang dan berusaha memicingkan mataku untuk memperjelas siapakah itu. Melawan 5 goblin aja masih mustahil apalagi ditambah 1, sial aku benar-benar sial hari ini, Siapa saja tolong aku. Tetapi perhatianku terpecah. “Jangan melihat ke arah lain dasar manusia bego!” para goblin mulai marah dan maju menyerang. “Hiatt...!” aku menangkis serangan pertama goblin tersebut dengan wand dan perisaiku. “Argh...”salah satu goblin menendang pinggangku, aku terjatuh dan berguling-guling sambil menahan rasa sakit. Saat hendak berdiri, salah satu goblin telah berada di depan dengan tangannya berada diatas kepala hendak menusukku. Tidak akan sempat lagi untuk menghindar, pikirku. “Hiattt...DASH KICK!” goblin itu terdorong dan terlempar hingga menabrak pohon di sebelahku. Seorang laki-laki membawa pedang yang dipegang kedua tanganya, telah menendang goblin itu.
         “Hei kamu, cepat berdiri bantu aku mengalahkan mereka”
         “Tapi mereka berlima, lebih baik kita lari”
       “ Kau tidak akan bisa bertambah kuat bila kamu terus berlari dan tidak mau menghadapinya. Tapi kalau kamu tidak mau bantu juga tidak apa-apa. Akan ku kalahkan mereka semua.”
laki-laki itu maju dan menghajar para goblin. “Heavy Slash, Punch!” .
Aku baru hendak mau lari tapi aku kagum melihat kemampuannya dalam melawan para goblin itu. Walau skillnya masih dasar tapi dia mampu menghadapi 5 goblin sekaligus dan sekarang ia telah mebunuh 3 diantaranya. Dia menyerang sambil terus menghindari serangan goblin lainnya.
“Hehe....sekarang akan ku tunjukan skill yang baru saja ku pelajari dari masterku” 
Dia mengangkat pedangnya.
            “Destruction swing!”
            “Argh...gyah”Goblin itu terhempas jauh. Tepat ketika perhatian laki-laki itu terpusat pada goblin yang terhempas tadi, aku melihat seekor goblin meloncat di belakang laki-laki itu. 
“Gyahaha...mati kau”goblin itu berteriak sambil mengangkat kedua tangannya yang memegang pisau.
“Paralyze bolt!” aku mengeluarkan skill dengan mana ku yang terakhir.
“Goble...apa ini? Kenapa aku terikat” 
Laki-laki itu langsung berbalik dan mengeluarkan skill “Impact wave!”.
“goble!!...”Goblin itu terangkat dan terpental ke belakang cukup jauh dan menabrak batu.Walau tak dilihat dari dekat aku tahu serangan tadi cukup kuat sehingga dapat mementalkan goblin itu cukup jauh.
             “Fiuh...selesai juga” Dia mengehela nafas sambil menyarungkan pedangnya di punggungnya. Pedang itu cukup besar, kira-kira panjangnya 1,2 meter dan lebar 30 cm. Terlihat berat dimataku.
“Hei...trims, buat tadi. Aku beruntung kamu selamatkan dengan skillmu yang mengikat lawan”
Dia tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. Yah, apa boleh buat, aku sudah kehabisan mana dan tanpa ku sadari aku terduduk ditanah. Aku menerima uluran tangannya.
Seraya aku berdiri, aku berkata pelan, 
“Oke. Hm....terima kasih juga kamu telah mau menolongku melawan 5 goblin itu, kupikir tadi aku akan mati disini”
“Yah...aku memang mau mencari banyak goblin tadi. Ternyata gak sengaja ketemu kamu.”
“Tumben ada orang yang mau hunting di sore hari” Aku berkata sambil mengibas-ngibaskan bajuku yang kotor karena terjatuh tadi.
             “Yap...aku terlalu bersemangat mau mencoba skill baru yang diajarkan masterku kepadaku” Matanya terlihat bersinar saat dia menceritakannya. “Kamu lihatkan? Dua skill terakhir tadi?. Tadi pagi aku mempelajarinya dari Master Warrior di Paire Town. Hehehe.....Master tadi juga kaget aku bisa mempelajari 2 skill dalam waktu sekitar enam jam” Kupikir dia akan menceritakannya semua hal yang tadi pagi dia alami. Dan benar saja.
“Memang 2 skill itu agak sulit untuk kebanyakan orang pelajari tapi..”
“tapi bagimu itu tidak kan?”
“tidak-tidak...itu juga sulit, nyaris saja pedangku terlempar mengenai kepala master Warrior saat aku mempelajari impact wave” Mukanya agak menyesal.
“oke-oke....Salam kenal namaku Ascout, aku seorang cleric”
“EH...salam kenal juga, namaku Marpaz, seorang warrior”
              Setelah berkenalan kami pun saling bercerita sambil memulihkan mana ku.
              “ngomong-ngomong bagaimana kamu bisa dikejar para goblin sebanyak itu? Aku juga ingin melawan lebih banyak goblin” Dia menatapku keheranan.
“Eh,,,itu juga bukan mauku, tadi aku terlalu asik hunting hingga sampai di dekat Catabomb Hall” Tanpa ku sadari tanganku menggaruk kepalaku.
“Wow, kamu bisa hunting sampai sejauh itu sendirian?”
“Hehehe....Yap!” sambil membusungkan dadaku. “Tapi kemudian aku pun menyadari kalau disana terlalu banyak monster apabila ku hadapi sendirian. Bahkan mana ku sudah hampir habis jadi ku putuskan untuk lari. Tapi aku tidak bisa berlari begitu kencang. Sehingga sambil lari aku pun harus melindungi diriku sendiri dan melukai mereka sedikit demi sedikit”
“Hm....pantas saja kamu kelelahan” Mukanya tampak mengerti.
Saat kulihat matahari sudah mau terbenam, aku pun memutuskan untuk pulang.
“Hm...langit menunjukkan sebentar lagi malam, lebih baik kita pulang sebelum malam tiba”
“Okelah”
Kami berjalan menyelusuri jalan menuju kota sesampainya di Mana Bridge. Tepat di gerbang masuk keMana Bridge Marpaz berhenti.
“Hm...aku sampai disini aja, rumahku di Kota Pairie”, Marpaz berkata sambil berjalan menuju Kota Paire.
“Sampai jumpa lagi ,Mar”Aku melambaikan tangan kepada Marpaz.
“Yah....sampai jumpa lagi”katanya sambil membalas lambaian tanganku.
“Oh iya besok kamu mau enggak gabung ke party aku?”Katanya seraya berteriak.
“Ku pikir-pikir dulu,ya?” 
“Kalau kamu mau datang saja ke tempat tadi kita ngobrol, aku menunggumu”
“Jam berapa?”
“Delapan pagi”
“Oke”
Dia pun berlari pergi menghilang di belokan diantara pertokoan. Aku menuju planner event irine untuk menjual hasil huntingku, Setelah itu aku kembali berjalan menuju rumah. Sebelum pulang ke rumah aku mampir ke blacksmith berlin untuk memperbaiki senjata dan armorku yang rusak.
“Hei,,,,petualang muda, apakah kamu kesini untuk memperbaiki peralatan mu?” Kata berlin sambil menempa peralatan orang lain.Berlin selalu mengucapkan salam itu ketika ada orang yang mampir ke kedainya. “OH...sial! peralatan ini hancur lagi” Dia menggerutu sendiri.
“tapi tak apalah ini punya orang lain” Dia berkata seolah-olah tak terjadi apa-apa. Bulu kuduk ku berdiri ketika mendengar kata-kata itu.
“Jadi anak muda apa yang kamu mau?”
“aku ingin memperbaiki peralatanku” aku segera melepaskan baju pelindung dan perisaiku di mejanya. “Berapa biayanya?”
“15 perak”
“Ini uangnya”Sambil memberikan uang 15 perak.” Tolong di perbaiki. Besok pagi aku akan mengambilnya kembali”
“Baiklah.” Berlin mengambil dan menyimpan peralatanku itu. Sesudah itu aku memutuskan untuk membeli makanan dari Merchant Mary. Merchant Mary adalah satu-satunya toko yang menyediakan makanan disini.
“Hei Mary. Sore ini adakah yang bisa aku makan?”, Kataku sambil mengkedipkan matanya.
“Hush... Mau berapa kalipun kamu mengkedipkan mata aku takkan bicara cinta kepadamu” Mary tersenyum. “Tapi kami punya beberapa ikan bakar dan roti sore ini, masakan yang lain sudah habis terjual pagi tadi”
“Yah...bolehlah daripada aku kelaparan malam ini” Mulai terasa olehku perut yang mulai menyanyikan lagu kebangsaan Saint Haven. 
Sambil merogoh sakuku untuk mencari uang aku bertanya“Berapa harga 2 ekor ikan panggang dan 4 roti?” 
Mary dengan singgap mengambil alat hitungnya .“1 ekor ikan panggang 90 chopper dan 1 roti harganya 50 chopper, jadi totalnya 380 chopper” 
Aku pun menghitung uang yang aku punya dan syukurlah cukup. Hari ini pernghasilanku 1 gold. Dan di kurang biaya perbaikan jadi tersisa 85 perak. Wow, angka yang cukup besar bagiku, mungkin gara-gara aku membunuh banyak goblin hari ini.
Aku segera menyerahkan 4 silver kepada Mary. 
“Ini kembaliannya 20 chopper”.
Tak jauh dari Merchant Mary, terdapat rumahku yang kecil. Yah...Walau kecil tapi nyaman. Ketika ku membuka pintu ku lihat kakakku Jake sedang duduk di dekat perapian membaca gulungan yang sepertinya dari perkumpulan cleric disini karena terdapat cap perisai di atas kanan kertas itu. Jake adalah Salah satu master cleric disini. Dan dia juga adalah masterku dalam belajar skill cleric.
             “Aku pulang” kataku sambil melepas sepatu dan meletakannya di dekat perapian. “Tumben kakak ada dirumah. Biasanya kakak nginap sampai pagi di pos jaga.”
“hahaha...Jadi kamu tidak senang kakakmu yang ganteng ini ada dirumah?” Jake tersenyum sambil menggulung kembali gulungan tersebut.
“EH..bukan begitu juga. Beruntung juga hari ini aku beli makanan untuk 2 porsi”Aku meletakkan makanan itu diatas meja makan.
“Sepertinya aku tidak makan disini Ascout, maaf. Hari ini kamu makan sendiri lagi. Tapi kakak di panggil untuk mengikuti rapat cleric yang akan diadakan segera.” Jake hanya tersenyum lesu dan segera bersiap pergi.
“Kalau begitu bawalah roti ini satu dan makan diperjalanan nanti” Aku menyodorkan roti itu kepada Jake.
“Baiklah. Thanks”Jake mengambil roti itu dan memegangnya ditangan kanan.”aku pergi dulu. Jangan lupa kunci pintu”
Aku hnya mengangguk dan setelah Jake menghilang di balik kegelapan. Aku pun segera mengunci pintu, mandi-makan dan tidur. Aku sudah sangat kelelahan hari ini. Di kejar-kejar goblin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar